Jumat, 30 Oktober 2015

Diary: Bukan Basa-Basi

Judulnya mirip tagline produk racun zaman dulu ya. Bukan basa-basi.
Ini memang tentang apa yang (tadinya) saya anggap basa-basi. Kejadiannya Kamis kemarin, selesai istirahat makan dan hendak kembali masuk kantor, saya berpapasan dengan OB di parkiran. Saya pun berbasa-basi dengan bertanya, "Kemana, Ko?"
"Beli lem." jawabnya.. Pertanyaan kemana memang seringkali dijawab dengan tujuan, bukan tempat. Sudah biasa itu. Saya berusaha menepis prasangka buruk kalau selama ini Eko suka mabok lem. Tapi masalahnya bukan dua hal itu, melainkan tentang basa-basi bertanya "kemana?" yang ternyata bukan basa-basi. Saat itulah saya membuktikannya. Karena setelah saya masuk ke lobby hendak naik tangga ke lantai dua, seseorang admin bertanya kepada saya, "Mas, lihat Eko, nggak?"
"Baru aja keluar, Mbak. Beli lem katanya."
Rasanya nikmat sekali bisa menjawab sesuatu yang menjadi pertanyaan seseorang. Bentuk kecil manfaat diri untuk orang lain. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi orang lain?  Dan saya bisa menjawab itu karena saya bertanya sebelumnya. Kalau sebelumnya saya tidak berbasa-basi pada Eko, cuma senyum, atau malah cuek, tentu saya tak bisa memberi informasi apa-apa pada Mbak Admin. Padahal, kalau seseorang mencari seseorang, tentu ada perlu.
Jadi, ternyata, bertanya kemana itu bukan basa-basi. Selain bentuk kehangatan, itu juga menjadi informasi yang berguna.

Kalau lagi lewat naik motor kadang ketemu teman yang menyapa lalu bertanya.
"Gung...!"
"Woy!"
"Kemana?"
"Asnibasbjgnlkasd..ke depan..."
Padahal pertanyaan biasa, tapi kenapa suka bikin kagok ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar